TEORI SOSIAL LEARNING MARTIN SELIGMAN & WALTER MISCHEL
YANSES KALA’
IRI’
19310410046
Psikologi
Kepribadian II
Dosen pengampu: Fx. Wahyu
Widiantoro, S.Psi M. A
Martin
Seligman lahir pada tanggal 12 Agustus 1942 di Albany New York Amerika Serikat.
Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Princeton dan
lulus pada tahun 1964. Martin E. P Seligman, seorang profesor psikologi di
Universitas Pennsylvania dan pernah menjabat sebagai Presiden American
Psychological Association (APA) mulai berpikir bahwa manusia tidak hanya dapat
dipelajari dari sisi negatifnya saja, tetapi juga dari sisi positifnya.
Walter
Mischel merupakan seorang tokoh Psikologi yang lahir di Wina, Austria pada 22
Februari 1930. Teori kognitif sosial Mischel berlandaskan asumsi bahwa faktor
kognitif membantu membentuk bagaimana manusia akan bereaksi terhadap dorongan
dari lingkungannya. Mischel, dalam teorinya menyebutkan bahwa faktor kognitif,
seperti ekspektasi, persepsi subjektif, tujuan dan standar personal memiliki
peran yang penting dalam pembentukan kepribadian (dikutip dari Kompasiana
5/6/2014).
Mischel
melihat manusia sebagai makhluk hidup yang terarah pada tujuan-tujuan yang
tidak hanya sekedar bereaksi terhadap lingkungannya, namun berinteraksi dengan
lingkungan yang bermakna secara psikologis. Manusia menempatkan nilai positif
terhadap kejadian yang mereka persepsikan menggerakkan mereka lebih dekat
dengan tujuan mereka, begitu juga sebaliknya. Hal ini tentu dapat dikaitkan
dengan teori psikologi positif.
Seligman
adalah pencetus Psikologi Positif, Psikologi positif adalah perspektif ilmiah
tentang bagaimana membuat hidup lebih berharga. Martin E. P Seligman dalam
pidato pelantikannya mengatakan bahwa sebelum perang dunia II, psikologi
memiliki tiga misi yaitu menyembuhkan penyakit mental, membuat hidup lebih
bahagia, dan mengidentifikasi serta membina bakat mulia dan kegeniusan. Setelah
perang dunia II, dua misi psikologi yang terakhir diabaikan. Berdasarkan
kondisi tersebut maka ditegakkan tiga tonggak utama psikologi positif, yaitu
studi tentang emosi positif, studi tentang sifat-sifat positif, terutama
tentang kekuatan dan kebajikan, dan studi tentang lembaga-lembaga positif yang
mendukung kebajikan (Seligman, 2005). Tujuan dari psikologi positif adalah
memberikan pandangan tentang manusia dari sisi lain, yaitu dengan cara
menampilkan sifat-sifat indah dari manusia. Intervensi psikologi positif dapat
melengkapi intervensi yang ada pada kajian psikologi yang dinilai masih
tradisional, hal itu untuk mengurangi penderitaan dan membawa puncaknya kepada
kebahagiaan (Seligman dan Csikszentmihalyi dalam Mardliyah, 2010).
Sesungguhnya
berbagai kekuatan yang dimiliki tiap orang dalam dirinya merupakan senjata
utama dalam terapi. Hal inilah yang akhirnya semakin mendorong Martin E. P
Seligman dan para tokoh psikologi positif lainnya untuk membangun
kualitas-kualitas terbaik dalam hidup, tidak hanya sekedar hal-hal buruk yang
telah Berdasarkan latar belakang tersebut maka muncul aliran psikologi modern
yang dinamakan psikologi positif. Bidang psikologi positif terdiri dari
pengalaman subjektif yang positif, kesejahteraan (well-being), kepuasan,
keterlibatan (flow), kegembiraan, kebahagiaan, dan pandangan kognitif yang
konstruktif mengenai masa depan, seperti optimisme, harapan, dan keyakinan
(Seligman dalam Syinder & Lopez CRPUS dalam Mardliyah, 2010). 2.2
Kebahagiaan (Happiness) A. Pengertian Kebahagiaan (Happiness) Kebahagian
didefinisikan sebagai kondisi psikologis yang positif, yang ditandai oleh
tingginya kepuasan terhadap masa lalu, tingginya tingkat emosi positif, dan
rendahnya tingkat emosi negatif (Carr dalam Mardliyah, 2010).
Martin
Seligman membedakan kebahagian yang bersifat sementara dengan kebahagian yang
menetap. Ia menyatakan bahwa kebahagian yang menetap merupakan kon9tribusi dari
kedaan dankendali secara sadar seseorang. Kebahagian sesungguhnya merupakan
salah satu penilaian terhadp diri dan hidup, yang memuat emosi positif, sperti
kenyamanan dan kegebiraan yang meluap-luap, maupun aktivitas positif yang tidak
memenuhi komponen emosi apapun seperti absoisi dan keterlibatan.
SUMBER
http://etheses.uin-malang.ac.id/2262/5/09410026_Bab_2.pdf (Diakses pada 19 Desember 2020)
http://maria_c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53220/Teori+Belajar+Sosial+Kognitif+dari+Rotter+dan+Mischel.pd (Diakses pada 19 Desember 2020)
https://www.kompasiana.com/cacha/54f7182aa33311ab1d8b4836/mengenal-teori-rotter-dan-mischel (Diakses pada 19 Desember 2020)
GAMBAR
https://images.app.goo.gl/mwQJT2CGk12xny1X7
https://images.app.goo.gl/X3EMqLtnmXDK8EWQA
Komentar
Posting Komentar